Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Oleh: Nur Arifuddin, M.Pd
Staff Pengajar UIN Malang

Kata leksikal merupakan bentuk ajektif yang diturunkan dari nomina leksikon. Leksikon merupakan bentuk jamak. Adapun satuannya adalah leksem. Leksikon dapat disamakan dengan kosakata, perbendaharaan kata, atau mufradat (bahasa Arab). Adapun leksem dapat disamakan dengan kata atau kalimah (bahasa Arab).

Makna leksikal dapat diartikan sebagai makna dasar yang terdapat pada setiap kata atau leksikon, atau kalimah. Maksudnya, makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan acuan atau referennya. Soedjito (1986) menjelaskan bahwa makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lain dalam sebuah konstruksi.

Contoh:
رأس ‘bagian tubuh/anggota badan yang paling atas atau paling depan’
طعام ‘segala sesuatu yang dapat dan boleh dimakan, misalnya nasi dan roti.
كراسة ‘lembaran-lembaran kertas yang dijilid dimanfaatkan oleh murid atau mahasiswa untuk mencatat pelajaran.

Jika penjelasan Soedjito ini dihubungkan dengan penjelasan Chaer, dapat dikatakan bahwa makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan acuannya meskipun kata tersebut digunakan dalam kalimat. Hal itu dapat dijelaskan dengan kalimat berikut.

(1) سقَطت تفاحة على رأس ولد.
(2) هذا طعامٌ لذيذ ولكني صائم.
(3) اكتب المفردات في الكراسة ولا خلال النصوص.

Kata-kata yang bergaris bawah pada ketiga kalimat di atas mengacu pada acuannya. Kata رأس mengacu pada bagian tubuh yang paling atas, kata طعام mengacu pada makanan tertentu yang tersedia atau yang dimaksudkan oleh pembicara, dan kata الكراسة mengacu pada buku tulis, bukan kitab.

Sebagaimana dikemukakan Soedjito (1986), makna leksikal adalah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata lain dalam suatu konstruksi. Hal itu berarti bahwa makna leksikal itu sudah jelas meskipun tidak berada dalam konteks kalimat. Adapun makna yang bukan leksikal baru akan jelas ketika berada dalam konteks kalimat. Kata قطع dan derivatnya misalnya bermakna leksikal memisahkan sesuatu menjadi dua. Tetapi pada pepatah berikut, kata قطع atau derivatnya jelas tidak bermakna memisahkan sesuatu menjadi dua. Makna قطع atau derivatnya sebagaimana dikandung di dalam pepatah berikut baru jelas di dalam konstruksi kalimat itu.

(4) الوقتُ كالسيفِ إن لم تقطَعْه قَطَعَك.
Berbalikan dengan makna leksikal yang tidak memerlukan kehadiran konteks, makna gramatikal justru mewajibkan kehadiran konteks. Makna yang terkandung dalam kata tugas (huru:f) tidak bisa ditentukan sebelum dibentuk dalam suatu konstruksi kalimat, sebab kata tugas tidak memiliki makna leksikal. Makna yang terkandung dalam kata tugas adalah makna gramatikal yang memerlukan kehadiran konteks. Hal ini juga dikemukakan dalam An-Nahwu-l Wadhih (Al-Jarim dan Amin, tanpa tahun) bahwa kata tugas (huru:f) maknanya tidak tampak sempurna kecuali berada dalam lingkungan kata lainnya. Hal ini dapat dilihat pada contoh-contoh berikut.

(5) عاد أبي مِن مَكّة.
(6) محمد أكبر مِن أخيه الأكبر.
(7) جاء التلميذ و صاحبه.
(8) و العصر إن الإنسان لفي خسر.

Kata مِن pada kedua kalimat di atas mempunyai makna gramatikal yang berbeda. Pada (5) bermakna menunjukkan tempat asal, sedangkan pada (6) bermakna pemarkah perbandingan. Kata و pada kalimat (7) dan (8) juga mempunyai makna gramatikal yang berbeda. Pada (7), kata و bermakna atau berfungsi kordinatif dan pada (8) bermakna sumpah.

Makna gramatikal hadir sebagai akibat proses gramatika, misalnya afiksasi, perubahan internal, penggabungan (idhafi). Kata مسلم misalnya bermakna ‘seorang penganut agama Islam’. Makna tersebut berubah menjadi dua orang penganut agama Islam setelah mengalami proses afiksasi (mendapat akhiran (-ان dan setelah mendapat akhiran -ون berubah maknanya menjadi sejumlah orang penganut Islam.

مسلم ‘seorang penganut Islam’
مسلم + ان ‘dua orang penganut Islam’
مسلم + ون ‘sejumlah orang penganut Islam’

Perubahan internal dari كَتَبَ ke كُتِب menghadirkan makna pasif (majhul). Adapun proses afiksasi dan perubahan internal yang terjadi pada دَخَلَ ke أُدْخِلَ menghadirkan makna transitif.

Makna gramatikal juga hadir sebagai hasil dari penggabungan (idhafi), misalnya:
كتاب الفقه ‘penggabungan menyatakan jenis bidang’
كتاب الاستاذ ‘penggabungan menyatakan pemilik’
كتاب جديد ‘penggabungan menyatakan ajektifal’
ساعة يدوية ‘penggabungan menyatakan jenis’
ساعة ذهبية ‘penggabungan menyatakan bahan’
ساعة حائطية ‘penggabungan menyatakan jenis’


Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com, www.kmp-malang.com

0 comments: